May 26, 2017

Pengalaman di RSGM UGM (Part I)

Helloo..
Setelah sekian lama ga ngeblog, akhirnya dapat waktu buat ngeblog lagi #soksibuk ; ga deng, more like baru dapat bahan buat ngeblog hehe.
Jadi di sini gue mau kesaksian #lol ; berbagi pengalaman tentang gigi..
Jadi gini….*drum roll*

Gigi gue, geraham bawah kiri, ga terlalu ke kiri, udah lama berlubang dan udah sampe hitam juga eww. Cuma karena gigi ini ga pernah sakit sebelum gigi ini pada akhirnya sakit, gue ga kepikiran sama sekali buat ke dokter ngebenerin gigi, like what for? I’m fine (at the moment) dan terakhir gue ke dokter gigi waktu SD dan sekarang gue 21th dan satu-satunya memori yang gue inget dari pengalaman ke dokter gigi waktu itu adalah gue nangis di depan dokternya karena mau disuntik giginya (kan traumatik).
Lalu, sekitar 3 minggu yang lalu gigi gue mulai sakit (masih gamau ke dokter).Sakitnya ga separah temen-temen gue yang katanya kalau sakit gigi sampe nangis-nangis. Sakitnya itu kalau giginya kesentuh sama gigi atasnya, dan kadang-kadang cenat-cenut.  Sakit gue biasa, tapi ga sembuh-sembuh. Akhirnya gue beliin obat pereda nyeri yaitu Asam Mefenamat di Kimia Farma seharga Rp17.000. Sembuh sih nyerinya beberapa saat, tapi ujung-ujungnya sakit lagi. Begitu terus sampai obatnya habis.
Setelah itu gue coba obat lain, kali ini gue ke K24, sama mbaknya dikasih Cataflam, gue beli 2 butir seharga Rp15.000, terus mbak nya bilang “kalau nyeri nya sudah reda, ke dokter gigi ya mba, karena selama giginya masih berlubang bakalan sakit terus”. Yaa mbaa jawab gue. Cataflam pun sama, hanya pereda nyeri, setelah obat abis sakit gigi kumat lagi.
Setelah obat itu abis, gue mikir keras apakah mau ke dokter.
Pro ke dokter: Pertama,tau masalah gue apa; kedua, sekali keluar duit (ga beli obat ini itu tapi sama aja)
Kontra ke dokter : Pertama, takut karena sebelum gue meniatkan diri untuk ke dokter, gue melakukan sedikit research dengan membaca review-review mereka yang pernah ke dokter gigi, daaan serem-serem; Kedua, biaya. Gue gamau minta duit ke ortu karena cukup sudah gue merepotkan mereka dengan uang bulanan dan biaya kuliah. Gue ada uang tabungan tapi sayaaaang banget dikeluarin, sampe-sampe temen gue “kamu lebih sayang sama duit daripada sama gigimu” jleb. Well sebagai mahasiswa pengangguran, uang tabungan sangat lah penting, karena di situ gue merasa….(tak terungkapan). Ngomong-ngomong soal penghasilan, ada sih penghasilan dikit-dikit dari online shop gue, bisa dicek ya guys di Instagram @feshoppie dan @stockist_aljannah (ini iklan).
Setelah mikir keras yang pada akhirnya tak berfaedah tersebut, akhirnya gue nelpon ortu minta pencerahan. Mereka bilang “semua orang itu pernah sakit gigi, jadi itu hal biasa, coba aja lagi kasih obat, Ponstan, nduk. Belum coba yang itu kan?” dafuq. Di satu sisi gue ingin memberontak, di sisi lain itu orang tua yang gue sayang lol. Jadi yaudah, gue turutin kata mereka, karena di situ gue juga mikir “ah ikutin kata orang tua aja, mereka kan selalu benar”.
Akhirnya gue beli Ponstan di Kimia Farma seharga Rp30.000an , lupa tepatnya. Setelah gue beli itu, temen gue protes “overdosis loh kamu, obat terus, 500gr lagi satu butirnya, kasian hatimu, bocor ntar, mending ke dokter selesai perkara”. Apa daya sudah dibeli. Daaan Ponstan sama seperti obat lainnya karena pada dasarnya semua obat itu sama saja, hanya pereda nyeri sementara. Gue yang terlalu idealis (idealis yang tidak berdasar) kalau kali aja obat-obatan itu bisa menyembuhkan sakit gigi gue selamanya. I believed in miracle at the moment, but apparently gue ga dapat miracle, yaudah. Gigi masih tetap sakit.
Pada akhirnya, Jumat, 26 Mei 2017, gue udah muak, I have had enough, I embrace my fear, I don’t give a fvck what’s gonna happen, I withdraw my savings L . Gue memutuskan untuk ke dokter gigi dan gue ke RSGM Prof. Soedomo UGM. Gue berangkat ke sana sendiri sekitar jam 18:30 pakai GPS secara gue bukan mahasiswa UGM jadi gatau tempatnya dimana. Sempet nyasar-nyasar tapi untung gue sendiri, jadi ga ada yang mentertawakan kegoblogan gue.
Sesampainya di FKG UGM, di pos satpam, gue kaget, sepi banget nget dan gelap lap. Di situ gue mengalami perdebatan batin antara mau lanjut masuk muter-muter fakultas cari RSGM nya atau pulang aja, kembali besok bawa temen. Akhirnya gue memutuskan masuk, ternyata ga jauh dari pos satpam, tinggal belok kiri, gue minus btw (matanya, bukan otaknya) dan saat itu ga pake kacamata jadi agak susah.
Gue masuk (ga ada rasa deg-degan sama sekali), celingak-celinguk, sepi banget, dan akhirnya disambut mba-mba resepsionis. Ditanya “keluhannya apa, mba” , “ sakit gigi , mba, gigi saya berlubang”. Lalu gue disuruh isi formulir pasien baru karena gue baru pertama kali ke situ, dan isi kertas kecil warna biru aka kartu pasien. Lalu bayar biaya pendaftaran Rp10.000.
Setelah itu gue disuruh nunggu. Ekspektasi gue nunggunya ga lama karena sepi banget, paling dua atau tiga pasien, tapi ternyata nunggunya lumayan lama.Setelah nunggu sekian lama, nama gue dipanggil, gue masuk ke Ruang 2, dan pas masuk gue baru deg-degan karena bau ruangannya bau rumah sakit banget, well iya. Lalu ditanya sama dokternya ‘’kenapa, mba?” gue jawab blablabla.
Btw, yang menangani gue ada tiga orang, yang satu dokter, yang dua ntah mahasiswa koas, ntah dokter juga. Yang dua tukang ngambil-ngambilin alat. Gue disuruh boboan di apa itu, kursi panjang, you know what I mean. Terus diperiksa, dokter bilang gigi gue tersumbat, ada bakterinya. Jadi gigi gue dibersihin dulu tuh, lalu diasap-asapin atau apa gitu gue gatau karena gue merem. Setelah itu ditambal sementara. Udah deeh. Ga sakit sama sekali, ada sakit dikit pun itu tertahankan.
Lalu gue dikasih resep obat sama dokternya dan hari Senin suruh kembali lagi untuk control. Resepnya terdiri dari tiga obat, bisa ditebus di RSGM atau di apotek luar, gue memutuskan untuk beli di apotek luar, karena di situ gue bisa mikir dulu apakah mau nebus semua obat. Untuk biaya berobatnya gue abis Rp115.000 (Spulllng Rp50.000, Trepanasi Rp65.000).
Akhinya gue memutuskan beli semua obatnya di Kimia Farma dengan total Rp139.000. Obat-obat nya yaitu Kimoxil (antibiotic), Cataflam (pereda nyeri dan bengkak), Mefinal (Pereda nyeri kalau nyerinya ga reda-reda). Semoga kali ini gue sembuh total.
oiya gara-gara sakit gigi ini, berat badan gue turun 2kg karena susah makan.
Pesan moral:
1>     Jaga kesehatan gigi, walaupun dia kecil, dia berbahaya
2>  Jangan takut ke dokter gigi sebelum terlambat dan ujung-ujungnya biayanya malah makin besar karena gigi makin parah
3>     Rajin-rajinlah menabung
4>     Jangan hanya mengandalkan GPS kalau cari jalan, tanya orang
5>     Kalau malam bawa teman
6>     Tingkatkan kesabaran dalam menghadapi hidup.


No comments:

Post a Comment